Kamis, 25 April 2013

mesir oh mesir



Perlawanan jutaan masyarakat Mesir selama 18 hari (25/1 – 7/2/2011) berhasil menumbangkan rezim Mubarak yang telah berkuasa sekitar 30 tahun. Masyarakat Mesir menyebut demonstrasi yang meluap di seantero negeri 1000 menara yang merenggut sekitar 300 nyawa itu dengan “revolusi masyarakat’.
Sebenarnya, revolusi yang terjadi di Mesir dan sebelumnya di Tunisia dan 13 tahun yang lalu terjadi hal yang sama di Indonesia memiliki sisi kesamaan dan perbedaan. Di antara kesamaanya, penguasa yang ditumbangkan adalah sama-sama penguasa zalim, korup dan menerapkan sistem diktator terhadap rakyatnya.
Kekuasaan mereka berkisar 30 tahunan. Baik Mesir, Tunisia maupun Indonesia adalah sama-sama negeri yang berpenduduk Muslim mayoritas. Cara tumbangnya penguasa di tiga negara tersebut sama, yakni disebabkan pemberontakan jutaan rakyat yang sudah muak dengan kezaliman yang mereka hadapi berpuluh-puluh tahun lamanya.
Gagasan awal perlawanan sama-sama dimotori oleh pemuda dan mahasiswa, kemudian para cendikiawan, profesional dan tokoh masyarakat nimbrung untuk melegetimasi perlawanan tersebut sehingga menjadi kuat dan membuat penguasa ciut dan ketakutan yang luar biasa.
Adapun sisi perbedaannya ialah, di Indonesia dan Tunisia, demonstrasi besar-besaran yang menyebabkan penguasa dua negera tersebut menyerah hanya beberapa hari saja. Sedangkan di Mesir cukup alot sehinggga mencapai 18 hari.
Sisi perbedaan lain, Indonesi dan Tunisa tidak berbatas langsung dengan Palestina, sendangkan Mesir memiliki perbatasan langsung dengan Palestina, khususnya Jalur Gaza. Secara historis, Indonesia dan Tunisia tidak pernah terlibat langsung konflik dengan Yahudi di Palestina, sedangkan Mesir pernah terlibat perang dengan Yahudi di Palestina tahun 1948 dan 1967.
Demikian juga, Indonesi dan Tunisia tidak terlibat kontrak perdamaian secara langsung dengan Yahudi di Palestina, sedangkan Mesir tahun 1970 menandatangani perjanjian damai dengan Yahudi Palestina yang diwakili Anwar Sadat sebagai Presiden Mesir saat itu yang terkenal dengan perjanjian Came David. Mesir sampai hari ini masih terkenal dengan pusat studi Islam dan juga pusat pergerakan Islam yang terkenal dengan gerakan Ikhwanul Musliminnya.
Apa yang terjadi di Mesir?
Sepintas, apa yang terjadi di Mesir adalah sebuah perubahan besar-besaran dalam sistem pemerintahannya. Dari sistem yang sangat zalim dan diktator menjadi sistem demokratis.
Bagi kelompok yang berorientasi kebebasan dan kesejahteraan ekonomi, apa yang terjadi di negeri mereka mungkin akan menjadi pintu gerbang memasuki apa yang mereka cita-citakan.
Lihat saja semboyan dan jargon yang mereka angkat seperti, yang penting Mubarok lengser, kami rindu kebebasan, Mubarok hengkang dari negeri ini, tegakkan masyarakat madani dan ratusan jargon lainnya.
Sesungguhnya apa yang terjadi di Mesir mirip dengan apa yang terjadi di Indonesia tahun 1998. Mayoritas masyarakat yang menghendaki pergantian kekuasaan tidak lain disebabkan kezaliman politik dan tindakan kejahatan ekonomi yang dilakukan rezim dan kroninya yang menyebabkan ekonomi negeri menjadi bangkrut.
Kebangkrutan ekonomi ditandai dengan meningkatnya jumlah masyarakat miskin, pengangguran dan merosotnya nilai tukar mata uang. Solusi yang digaungkan juga sama, yakni kebebasan dan kesejahteraan rakyat berdasarkan sistem demokrasi Barat.
Bentuk masyarakat yang dicita-citakan pasca reformasi adalah masyarakat madani. Masyarakat madaninya seperti apa? Para elite politik dan tokoh masyarakat juga tidak memiliki konsep dan manhaj yang jelas dan sama.
Ada yang mengatakan masyarakat madani itu ialah masyarakat yang dipimpin oleh kalangan sipil dan bukan militer seperti yang terajadi sebelumnya. Ada lagi yang menafsirkan, masyarakat madani ialah yang sistem hidup dan pemerintahannya mengambil nilai-nilai kemanusiaan dan agama yang bersifat moral dan universal.
Pertanyaan berikutnya ialah, apa yang dicapai reformasi yang sudah berusia 13 tahun itu? Benarkah kebebasan itu terwujud? Ya, jika dilihat dari munculnya puluhan partai politik yang sebelumnya hanya dibolehkan tiga saja (Golkar, PDI dan PPP), maraknya korupsi, perdagangan narkoba, pergaulan bebas (hedonisme), money politic dalam politik praktis dalam semua tingkatan politik praktis, media massa yang kebablasan, penyebaran kemusyrikan dan kemungkaran lainnya serta kebebasan berbagai aliran sesat yang nyata-nyata merugikan umat Islam seperti Ahmadiyah dan sebagainya.
Namun, dalam kaca mata sebagian umat Islam, di zaman reformasi ini belum ada yang namanya kebebasan.
Buktinya, penangkapan dan penembakan secara serampangan terhadap umat Islam yang dicurigai melakukan tindakan terorisme (definisi terorisme juga kabur dan ngawur) dan ulama serta kelompok yang menyerukan diterapkannya Syariat Islam secara utuh dan konsisten, khususnya oleh masyarakat Muslim yang mayoritas di negeri ini, maka kebebasan itu masih jauh panggang dari api.
Begitu juga kesejahteraan rakyat yang diteriakkan saat reformasi dan setiap saat dijanjikan pemerintah hanya tinggal kenangan. Yang sejahtera saat ini hanyalah para politisi dan elite-elite partai politik serta pejabat-pejabat negara yang menadapat kewenangan memenej dana samapi 1000 trliun pertahun yang menurut para ahli dikorupsi sampai 70 %. Belum lagi korupsi liar versi Gayus Tambunan yang menggurita di semua instansi pemerintahan.
Bagaimana dengan peran gerakan-gerakan Islam yang sebelum reformasi di Indonesia menyuarakan kebenaran, keadilan, tegaknya syari’at Islam dan sebagainya? Semuanya, tanpa kecuali, mati suri dan sudah larut dalam kenikmatan permainan politik praktis yang menghasilkan uang dan fasilitas hidup yang berlimpah.
Gerakan-gerakan Islam politik zaman reformasi benar-benar berhasil menyingkirkan Islam dari pentas dan percaturan kehidupan tingkat tinggi pemerintahan, bukan hanya esensinya melainkan terminologi-terminologi Islampun sudah tidak lagi dijadikan bahasa pergaulan, kecuali yang terkait dengan kepentingan polotik praktis yang menghasilkan uang.
Salah seorang mantan petinggi pejabat pemerintahan berkisah kepada penulis bagaimana elite partainya setengah memaksa agar disiaipkan uang milyaran rupiah agar ia dapat dicalonkan partainya menjadi calon elite pemerintahan. Sistem drakula. Itulah yang tepat menggambarkan situasi yang sedang berjalan di Indonesia.
Akibat dari kegagalan pemerintah mewujudkan kebebasan dan kesejahteraan rakyat yang diharapkan saat melakukan gerakan reformasi 13 tahun lalu, ditambah lagi dengan perilaku pejabat negara dan para politisi yang jauh dari bersih, tidak memiliki sense of crisis dan bahkan tanpa malu saat digelandang KPK atau penegak hukum lainnya ketika terbukti melakukan korupsi, mabuk-mabukan di tempat-tempat hiburan dan sebagainya, maka hampir separuh masyarakat Indonesia sudah kehilangan kepercayaan. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2009 dan beberapa Pemilukada belakangan ini adalah bukti kuat atas apa yang dijelaskan.
Masa depan Mesir
Berdasarkan kesamaan fenomena reformasi Indonesia dengan revolusi Mesir sekarang ini penulis meyakini masa depan Mesir tidak akan jauh berbeda dengan Indonesia. Perubahan yang terjadi di Mesir hanya konstitusional yang bersifat kertas dan tidak akan menyentuh hal-hal mendasar dalam kehidupan mayarakat Mesir yang berpenduduk Muslim mayoritas dan hanya akan menguntungkan para tokoh aktivis revolusi dan partai-partai poltik yang dengan sukarela menganut paham demokrasi titipan Barat. Hal tersebut paling tidak disebabkan dua faktor :
  1. Faktor internal. Yakni mayoritas masyarakat Mesir masih berjuang dalam tataran (masalah) perut dan tidak dalam kontek ideologis, khususnya ideologi Islam. Hal tersebut sebagai bukti nyata betapa lemahnya pengaruh gerakan-gerakan Islam dalam masyarakat Mesir, khususnya Ikhwanul Muslimin yang telah berusia hampir 84 tahun. Kelemahan pengaruh tersebut bisa disebabkan kurang efektifnya gerakan dakwah dalam menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai Islam orisinil dalam masyarakat, atau bisa juga disebabkan terjadinya degradasi pemikiran gerakan Islam, khususnya Ikhwanul Mislimin dari apa yang dirumuskan pendidrinya, Hasan Al-Banna dan tokoh-tokoh besar Ikhawan setelah beliau sepertti Sayyid Qutb, Abdul Qadir Audah dan sebagainya.
  2. Faktor eksternal. Karena Mesir itu terkenal dengan historis kejayaan Islamnya sejak sahabat Amr bin ‘Ash menaklukkan negeri Pyramid tersebut, diteruskan Sholahuddin Al-Ayubi dan kemudian Hasan Al-Banna dan Sayyid Qutbnya, maka seluruh kekuatan Yahudi yang sekarang dijalankan skenarionya oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutinya, baik di Barat maupun di negera-negara Arab sendiri, akan bekerja keras bagaimana revolusi rakyat Mesir yang dimulai 25 Januari 2011 itu ditelikung dan dibelokkan agar tidak menjadi revolusi Islam, bahkan berbau-bau Islampun tidak.
  3. Dari 200 anggota revolusi yang mereka namakan “majlis hukama” tidak satupun yang menyuarakan semboyan kembali kepada Islam, termasuk tokoh-tokoh Islam yang ada di dalamnya seperti Huwaidi dan Uwa. Semuanya sepakat menyuarkan demokrasi, kemaslahatan nasional dan masyarakat madani. Bahakan kelompk Ikhwan yang jelas-jealas keislamannya 24 karat, juga tidak berani mengususlkan secara tegas keharusan berdirinya sistem pemerintahan Islam di atas puing-puing pemerintahan zalim Mubarok yang telah memporak-porandakan seluruh basis kehidupan masyarakat Mesir yang mayoritas Muslim itu. Mana semboyannya : Islam adalah solusi?
  4. Hal lain, karena Mesir berbatasan langsung dengan Palestina, khususnya Jalur Gaza di mana di sana dikuasai Hamas yang dengan berani mendeklarasikan ke seluruh dunia bahwa mereka adalah bagian dari Ikhwanul Muslimin dan penerus generasi Al-Banna, maka faktor ini juga menyebabkan seluruh kekuatan anti Islam baik di luar Mesir maupun di dalamnya bekerja keras untuk memetik hasil revolusi rakyat Mesir itu dan membelokkannya kepada selain Islam. Sebab, kalau revolusi itu melahirkan sistem pemerintahan Islam di Mesir, dapat diprediksikan umur Yahudi di Palestina tinggal menghitung hari.
Dari apa yang diuraikan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa perjalanan dakwah untuk mengembalikan kejayaan dan kemuliaan umat masih jauh. Sebab itu, mari berdakwah dengan lebih baik, sambil belajar dari kelemahan dan kesalahan yang terjadi.
Sesunguhnya kemenangan dunia dalam bentuk pengusaan pemerintahan bukanlah tujuan akhir gerakan dakwah. Tujuan akhir tetap saja Allah. Kemenangan itu hanya di tangan Allah. Ia akan berikan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Wama dzalika ‘alallahi bi ‘aziz.

10 jalan Penghapus dosa



10 Jalan Pengahapus Dosa
Diantara jalan bagi penghapus dosa bagi seorang muslim dan mukmin, diantaranya, pertama, membaca istighfar (memohon ampun), kedua, taubat, ketiga, mengerjakan amal-amal kebaikan yang menghapuskan dosa, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya :
Ø¥ِÙ†َّ الْØ­َسَÙ†َاتِ ÙŠُØ°ْÙ‡ِبْÙ†َ السَّÙŠِّئَاتِ Ø°َÙ„ِÙƒَ Ø°ِÙƒْرَÙ‰ Ù„ِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itlah peringatan bagi orang-orang yang ingat“. (QS : Hud :114)
Keempat, berbagai musibah yang menimpa diri manusia yang lemah karena dosa yang telah dilakukannya. Yang paling berat adalah musibah yang mengantarkannya pada kematian dan yang paling ringan adalah duri yang menusuk dirinya serta teriknya sinar matahari yang menyengat.
kelima, doa orang-orang mukmin shalih yang diperuntukkan bagi yang bersangkutan. Keenam, kerasnya rasa sakit saat meregang nyawa dan kesulitan yang dialami oleh orang yang bersangkutan saat menghadapi kematiannya yang kepedihan dan rasa sakitnya tak terperikan. Semoga Allah meringankan penderitaannya bagi diri kami dan juga bari diri anda pada saat yang kritis itu. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Ketujuh, Adzab khubur. Tahukah anda apakah adzab khubur itu? Adzab khubur pasti akan mencabut kalbu orang-orang yang mengesakan dan pasti akan terasa hampir melayangkannya, jika mereka mempunyai sedikit keyakinan tentangnya.
Kedelapan, ketakutan yang sangat pada hari menghadap kepada Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti. Itulah saat kita keluar dari khuburan kita dalam keadaan menangis karena berdosa seraya memilkul semua kesalahan dan kedurahakaan yang telah kita lakukan, lalu kita datang untuk dihadapkan kepada peradilan Allah Ta’ala.
Kesembilan, syafa’at Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, syafaat para wali, dan syafaat orang-orang yang shalih. Sesungguhnya hal ini telah dinyatakan kebenarannya oleh kalangan ulama ahli sunnah.
Sepuluh, rahmat dari Yang Maha Penyayang diantara para penyayang. Saat semua rahmat telah habis, semua pintu telah tertutup, dan habislah semua kemampuan para hamba. Saat itulah datang pertolongan dari Allah Yang Maha Esa lagi Maha Membalas dan datanglah rahmah dari Allah Ta’ala, lalu Dia merahmati, menolong, dan menyayangi. Maka rahmat-Nyaadalah akhir dari segalanya,yaitu rahmat dari Yang Maha Penyayang diantara para penyayang.
Selanjutnya Ibn Taimiyah mengatakan, bahwa barangsiapa yang terlewatkan dari sepuluh macam penghapus dosa ini, maka sesungguhnya dia pasti masuk neraka dengan sebenarnya, karena sesungguhnya dia telah lari dari Allah seperti unta yang lari dari pemilikinya dan dia telah pergi dari Allah, sebagaimana seorang budak pembangkang yang pergi dari tuannya.

Rabu, 10 April 2013

renungan ayat



Renungan 1: Shalat dan Shabar
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu)
orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan
bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah:45-46)
Kita sering kali mencari pertolongan ke sana ke mari saat kita ditimpa masalah,
namun kita (mungkin hanya saya), malah sering lupa untuk meminta pertolongan
kepada Allah SWT melalui shalat dan shabar. Shalat adalah bukti ketundukan
kita kepada Allah SWT, shalat adalah do’a, shalat adalah ibadah yang bukan
hanya memuji Allah SWT tetapi juga berisi permintaan-permintaan kita kepada
Allh SWT.
Alangkah indahnya dalam sujud dan ruku’ kita mensucikan dan memuji Allah
sebagai simbol ketundukan dan ketaatan kita kepada Allah SWT. Allah Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, jangankan kepada makhluq-Nya yang tunduk
dan taat, bahkan kepada orang-orang yang membangkang pun dengan segala
kesombongannya, Allah masih tetapi memberikan nikmat tiada tara.
Mungkin kita perlu membenahi shalat kita, agar sesuai dengan syariat dan
menjalankannya dengan penuh kekhusyuan. Kita seharusnya malu jika masih
setengah-setengah menjalankan shalat, mengabaikannya, tidak peduli apakah
shalat kita sudah benar atau tidak, dan shalat hanya penggugur kewajiban.
Sudahkah shalat kita sesuai syariat?
Sudahkah kita yakin bahwa shalat kita sudah sesuai dengan syariat? Marilah kita
bertanya, apakah takbiratul ihram kita sudah benar? Jika ya, tahukah Anda ayat
atau hadits yang membuktikan bahwa takbiratur ihram kita itu sudah benar? Jika
kita masih ragu atau masih belum bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan ini,
berarti kita masih perlu belajar, masih perlu membuka buku-buku fiqh dari ulama
terpercaya.
Inspirasi buat saya, meski sudah seperempat abad saya shalat, saya harus tetap
mempelajari bagaimana cara shalat yang benar. Saya harus membaca buku dan
bertanya, bagaimana shalat yang benar, dengan mengetahui dalil-dalil yang
membuktikan kebenaran tersebut.
Sudahkah shalat kita khusyu’?
Bukan sembarang shalat yang akan menjadi penolong kita. Dalam ayat tersebut,
disebutkan bahwa orang yang bisa menjadikan shabar dan shalat sebagai
penolong ialah mereka yang khusyu’. Tidak ada ukuran baku dalam shalat
khusyu’, oleh karena itu kembali kita meminta kepada Allah SWT agar
menjadikan shalat kita dengan khusyu’.
Shalat yang khusyu adalah shalat yang dikerjakan dalam nuansa harap, cemas,
dan cinta, serta dengan takbir yang sempurna, lantunan ayat yang tartil, ruku’
dengan tawadhu, sujud dengan diliputi kerendahan hati dan keikhlasan. Tentu
tidak lupa harus sesuai dengan syariat. Sebagai tip agar shalat kita lebih khusyu’
ialah dengan menganggap bahwa shalat yang kita lakukan adalah shalat yang
terakhir, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw,
Jika kamu berdiri untuk melaksanakan shalat, maka shalatlah sperti shalatnya
orang-orang yang akan berpisah (meninggal). (HR Ibnu Majah)
Subhanallah. Allah sudah menyediakan suatu solusi kepada kita, untuk setiap
masalah yang dihadapi. Cara yang lengkap, bukan hanya mengajarkan apa yang
harus dilakukan, tetapi juga bagaimana melakukannya dengan baik yang benar.
Masihkah kita takut dengan masalah? Masihkah kita menghindari masalah?
Masihkan kita frustasi dengan masalah? Padahal Allah SWT sudah memberikan
solusi bagi kita?
Jalani hidup. Hadapi masalah. Jangan menjadi pengecut sehingga kita tidak
berkarya, tidak mencoba berbuat sesuatu yang besar karena takut masalah
menghadap kita. Banyak pemuda yang enggan menikah karena alasan belum
siap, padahal solusi sudah disiapkan oleh Allah SWT. Banyak orang yang tidak
mau memikul beban dakwah, padahal solusi sudah disiapkan oleh Allah SWT.
Saat Rasulullah saw dan para sahabat hijrah, mereka meninggalkan kampung
halaman, meninggal harta benda, dan meninggalkan keluarga. Mereka
mengambil resiko untuk meraih sesuatu yang lebih besar. Mereka tahu, masalah
bisa saja muncul baik saat hijrah dan setelahnya. Tetapi mereka tetap
menjalaninya, karena mereka yakin masalah yang akan ditemui, Allah SWT
sudah menyiapkan solusinya.
Rasulullah saw selalu menjadikan shalat sebagai solusi berbagai masalah
seperti yang kita baca dalam berbagai riwayat. Hudzaifa bin Al Yaman
menceritakan, “Jika Rasulullah saw ditimpa sebuah kesulitan beliau bersegera
melaksanakan shalat.” Begitu juga yang diriwayatkan oleh Haritsah bin Madhrib,
“Aku mendengar Ali ra. berkata, ‘Kamu melihat kami dan segala keadaan kami
pada malam perang Badar kecuali Rasulullah saw, beliau mengerjakan shalat
dan berdo’a hingga datang waktu subuh.’”
Sering kali saya mendengar jika seseorang sakit dia seolah-olah ada alasan
untuk tidak shalat. Padahal justru shalat bisa mengobati penyakit, seperti apa
yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah saat dirinya sedang sakit perut. Rasulullah
saw. bertanya, “Apa kamu sakit perut?” Ia menjawab. “Benar.” Beliau bersabda,
“Berdirilah dam kerjakan shalat. Sesungguhnya dalam shalat itu terdapat
kesembuhan.”
Allahuakbar. Marilah kita hadapi hidup dengan tegar. Biarkan masalah datang,
tidak usah kita hindari apa lagi lari dari masalah. Saat kita lari dari masalah,
sebenarnya hanya menuju ke masalah yang lain yang mungkin saja lebih besar
dari masalah yang kita hadapi saat ini. Kita sudah memiliki solusi dari setiap
masalah yang muncul yang sudah disiapkan oleh Allah SWT untuk kita. Marilah
jalani hidup dengan lebih semangat dan optimis. Tidak ada alasan untuk tidak.
Saat kesulitan menghimpit, bersabarlah….
Saat kita menghadapi masalah. Saat kita memerlukan pertolongan, yang kita
bisa lakukan selain shalat adalah bershabar. Memang ada yang lain? Usaha!
Yah usaha, yang sebenarnya usaha adalah bagian dari shabar. Hanya saja
usaha dalam rangka shabar lebih bermakna ketimbang hanya usaha saja yang
bisa saja membuat kita frustasi.
Memang, makna kesabaran bukanlah kita diam, pasrah, dan menyerah. Shabar
bersanding dengan usaha bahkan dalam berbagai ayat kita temukan shabar
sering disandingkan dengan kata jihad. Inilah maknanya buat kita,
Usaha/jihad + shabar = pertolongan Allah SWT
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada
Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali 'Imraan: 200)
Jadi janganlah cepat menyerah. Majulah terus, usahalah terus, sebab jika kita
shabar insya Allah, Allah SWT akan menolong kita karena ini yang
diperintahkan-Nya kepada kita. Kenapa harus takut jika ada jaminan dari Allah?
Kenapa harus ragu jika Allah SWT akan menolong kita? Ini bukan kata saya, ini
ayat Al Quran, yang ditujukan untuk kita semua.
Dengan bershabar, kita akan menjadi lebih semangat dalam menjalani hidup.
Bagaimana tidak, pertolongan Allah SWT sudah di depan mata. Tinggal sejauh
mana kita bisa meraih pertolongan tersebut dengan kesabaran kita.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...